Wednesday, July 27, 2011

Message in a Bottle


Aku bangun cukup siang hari ini. Sengatan matahari di luar sudah mulai menusuk-nusuk kulit. Lagi-lagi kedua pundakku terasa nyeri.
Sepertinya tempat tidurku memang sudah tidak nyaman lagi.

Aku menggeser gorden, menarik kunci, dan membuka pintu balkon di samping tempat tidurku. menikmati pemandangan pagi hari memang menyenangkan, walaupun cahaya matahari yang terik sangat menyilaukan mata. Balkon kamarku langsung menghadap ke arah pekarangan rumah. Tak jauh dari rumah, sebuah sungai kecil mengalir cukup deras. suara desiran air dan gemericiknya terdengar dari dalam kamar. Sungguh sebuah hari yang biasa.

Di pekarangan, terlihat dua ekor ARTIFICFLY hinggap di atas sehelai NANOGRASS hijau yang menutupi seluruh pekarangan rumahku. Beberapa helai CHLOROPHICLEAF-pun sudah mulai berguguran dari sebuah NANOFLOWER yang menempel pada satu-satunya ARTIFICIALTREE yang dapat dibeli oleh ayahku. Kemajuan teknologi memang sangat menakjubkan..

Ya, di tahun 2479 ini memang sudah tidak ada lagi tumbuh-tumbuhan. Bahkan hewan seperti kupu-kupu, tupai dan kelinci hanya sekedar legenda belaka. Sebuah mitos sekaligus mimpi bagi kami, para penghuni bumi. Populasi manusia juga berkurang drastis akhir-akhir ini. Kabut asap tebal menutupi langit siang dan malam. Kami tidak lagi memiliki laut. Mereka hanyalah tempat pembuangan akhir bagi limbah-limbah pabrik beracun yang memproduksi tumbuhan dan hewan-hewan buatan, serta segala macam jenis makanan instan yang membuat kami dapat tetap bertahan hidup sampai sekarang. Tubuh kami sudah terlalu lemah untuk mengayuh sepeda, bermain bola, bahkan sekedar berlari pagi. Iklim sudah tak terkontrol. Hujan asam pun dapat membunuh kami kapan saja.

Terkadang aku iri dengan kehidupan surga di bumi beberapa ratus tahun lalu, seperti yang pernah diajarkan oleh guruku di sekolah dalam pelajaran 'mitologi dan sejarah'. Aku percaya surga itu memang pernah ada disini. Di bumi kami ini. Hamparan rumput hijau dan pepohonan yang menjadi habitat hewan - hewan fantasi seperti lebah, capung, burung-burung, dan juga hewan mitos favoritku,,

Kunang-kunang.

Laut biru cerah. Hijaunya rerumputan. Terangnya bintang - bintang. Indahnya bukit - bukit. Ikan - ikan yang berenanag riang. Kawanan domba yang berlari dengan girang. dan segarnya buah-buahan dapat dinikmati sesuka hati. Semua hanya sekedar khayalan. Mimpiku yang paling gila. Bahkan lebih gila dari mereka yang mengaku pernah meminum air murni pegunungan.

Mungkin pesan yang kutulis ini adalah satu usaha putus asaku yang terakhir. Kuharap sungai ini mengalir sampai ke tujuan, dan semoga botol ini dapat sampai pada teman-temanku yang pernah hidup dan sempat merasakan masa-masa surga itu. Haha, aku memang sudah gila. Tapi apa salahnya kucoba?





Teknologi memang mengagumkan..

Namun, surga itu jauh lebih baik.
Selamat jalan botol..

Glide Satelite

Hypnotized by the light.
A ray of broken white.
Perfect round and bright.
Shines at the night sight.
A glide satelite.
Brave and never fright.


Selimut Asap


aku berselimut asap

duduk di halte bersama sahabat setia ku
hanya sebatang namun berseteru
dan mereka pun mulai menggerutu

maaf inilah wajahku

kala udara saling menyambar
ringkikan kuda - kuda besi sayup terdengar
binar mata pun perlahan pudar

bara api terus berpendar
punggungku kembali bersandar
seketika itu pun aku tersadar

bahwa
aku berselimut asap