Monday, August 15, 2011

Bunga Kupu - Kupu


Suatu hari di siang yang cerah, aku duduk di bawah pohon rindang. Aku tertegun sejenak melihat seekor kupu – kupu ungu hinggap di ujung jemari kakiku.  Aku menahan nafas untuk beberapa saat. Namun kupu – kupu itu sepertinya sedang tergesa – gesa oleh sesuatu. Ia segera terbang melayang menjauh dariku. Sedih rasanya, tapi apa daya tubuhku memang terlalu malas untuk mengejarnya. Toh, tidak akan aku apa – apakan juga setelah kutangkap nanti. Sebaiknya aku kembali ke dalam duniaku yang sempat teralihkan oleh si kupu – kupu ungu.


Di depan aku melihat setangkai bunga berwarna putih tak jauh dari kakiku. Aneh, aku tidak menyadarinya sejak tadi. Atau memang ia baru tumbuh? Entahlah. Aku tidak tahu bunga jenis apa itu, tapi bunga itu dapat menarik seluruh perhatianku hingga aku sudah tidak peduli lagi pada kupu – kupu ungu tadi. Sepertinya bunga ini sengaja menggodaku untuk memetiknya. Namun aku kembali berpikir, untuk apa ya? Lalu dimana senangnya kalau aku hanya memiliki setangkai bangkai bunga di dalam kantong? Aku tidak mau membunuhnya hanya untuk kumiliki. Egois sekali pikirku. Aku sungguh ingin memilikinya, tapi dalam keadaan hidup dan sehat. Bunga ini benar – benar membuatku bingung. Sangat bingung sampai aku hampir pergi meninggalkannya.


        Hey, tunggu dulu.. mungkinkah? Aku tidak sampai hati meninggalkannya karena aku sudah memilikinya, hidup – hidup. Sungguh senang rasanya menyadari hal itu. Apa yang kupikirkan sejak tadi sepertinya hanya sekedar omong kosong yang amat sangat bodoh. Jelas  aku telah memilikinya sedari tadi, karena itu aku merasa berat untuk pergi meninggalkan bunga putih ini. Aku akan terus merawat dan menjaganya agar tetap hidup dengan sehat. Baru kali ini aku tersenyum lebar sampai menitikkan air mata. Sungguh – sungguh senang, riang gembira bersama bunga ini. Kupikir dia juga merasakan hal yang sama. Ini benar – benar hebat, aku bersama setangkai bunga sekarang!