Monday, January 10, 2011

Piano

aku terbangun di tengah deras hujan yang menerpa wajah. terdengar sayup - sayup suara anak - anak yang sedang kegirangan. aku berusaha memusatkan pendengaranku pada mereka. kudengar dentingan piano mengalun merdu di kejauhan. terkadang lembut, namun sesekali menghentak pelan. sungguh indah.

aku berdiri, dan berjalan menyusuri jalan setapak di halaman. tanganku membeku dan kaku. tubuhku terasa remuk. langkah kakiku sangat sulit kukendalikan. aku terus berjalan, dipayungi langit berbintang. kulihat kedua anak laki - laki itu sedang bermain hujan. wajah mereka terlihat sangat riang. aku ingin sekali ikut bermain dengan mereka. namun wajahku tak seriang mereka. sebaiknya aku urungkan saja niatanku itu. aku tidak mau menghancurkan kesenangan mereka berdua.

aku berjalan melewati anak - anak itu. tak jauh dari sebuah rumah tua yang cantik. alunan musik terdengar semakin jelas. nada - nada berirama memenuhi kepalaku. aku terus berjalan menuju rumah tua itu. pintunya sedikit terbuka. gelap. kemudian aku berjalan melangkah masuk. kali ini sudah tidak kehujanan.

aku terus berjalan dituntun oleh alunan piano. di depanku terlihat sebuah pintu. di sana ada cahaya. sedikit. aku memberanikan diri untuk membuka pintu itu. sampailah aku pada seorang gadis kecil yang cantik. sang pemain piano. gadis itupun terus memainkan pianonya. sungguh pemandangan yang sangat indah. seperti malaikat kecil yang bersinar. akhirnya aku dapat tersenyum.

di sini terasa sangat hangat. tubuhku sudah tidak kaku lagi. dan gadis itupun terus memainkan pianonya. sangat merdu. terkadang nadanya menjadi sangat tinggi dan dalam sekejap merendah lagi. sesekali gadis itu menengadahkan kepalanya ke atas. seakan berbicara dengan Tuhan. aku duduk disebelah gadis itu. namun perhatiannya terus tertuju pada jari jemarinya yang memainkan nada - nada indah.

aku melihat ke altar di balik pianonya. terlihat foto seseorang yang dibingkai dengan sangat indah, dikelilingi bunga - bunga berwarna - warni. diterangi cahaya lilin remang - remang, aku mengenali foto orang itu. Tidak salah lagi, itu aku. dan di bawah fotoku, kulihat sebuah karangan bunga berbentuk tulisan. di sana tertulis dengan sangat jelas: 

“Istirahatlah dengan tenang, ayah.”



Muhammad Iskandar Satriyo Utomo

No comments:

Post a Comment