Thursday, June 28, 2012

Child Prodigy: The Mechanic


Bow and arrow, in the proper hands, they'll sure become more lethal than an atomic bomb. 

Strike! 


Ini target bergerak ke delapan yang berhasil kutembak berturut - turut. Hanya butuh sebelas piringan target lagi untuk dapat memecahkan rekorku yang kemarin. Ini hobiku, dan memang kurang lazim untuk anak seusiaku. Teman - temanku bahkan belum diperbolehkan untuk memegang senjata api sungguhan. Namun segala keinginanku selalu dikabulkan oleh kedua orang tuaku. Ayahku adalah salah satu orang terkaya di seluruh daratan Rusia. 


Aku punya lapangan tembak pribadi! Haha! 

Ya, memang aku akui mungkin aku agak sedikit berlebihan. Oke, mungkin sangat berlebihan. Semua permintaanku selalu dikabulkan secepat kilat tanpa terkecuali. Aku sangat menikmati hal ini, namun tidak ada yang lebih mengasyikan daripada latihan menembak. Aku juga senang membongkar senjata - senjata api koleksi ayah. Entah mengapa, aku senang dengan barang - barang mekanik semacam itu. Menurutku benda - benda itu memiliki cara kerja yang ajaib. Sungguh membuatku gila! 

2 Desember 19:58, 
Aku latihan menembak di halaman depan. Aku sengaja melakukannya di malam hari untuk menguji night vision google modifikasiku sendiri. Aku menggunakan google itu untuk mencari target yang sudah disembunyikan di taman oleh para pelayan rumahku. Asik sekali rasanya mencari target - target itu di sekitar pekarangan. Kemudian aku melihatnya. Bergerak. 


Kena kau! Teriakku girang. Dua target sekali tembak! 

Aku berniat melemparkan googleku ke udara untuk merayakan kemenangan, namun aku tertegun ketika melihat pemandangan mengerikan yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. 

Kedua target itu adalah ayah dan ibu..

Panggil aku Alan. Alan kalashnikov. Aku akan membayar perbuatanku, dan akan kubuktikan bahwa senjata adalah alat menuju perdamaian.

No comments:

Post a Comment